Muara Bulian – Suasana di Lapas Kelas II B Muara Bulian, Batanghari, Senin (16/12/2024) mendadak ramai. Anggota Komisi XIII DPR RI dari Fraksi PKB, Elpisina, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lembaga pemasyarakatan di tanah kelahirannya itu. Sambutan hangat dari pimpinan dan petugas Lapas mengiringi langkahnya ketika berkeliling menyaksikan langsung kondisi terkini di dalam Lapas.
Tak butuh waktu lama bagi Ning Elpis – sapaan akrab politikus senior PKB ini – untuk menyadari persoalan mendasar yang membelit Lapas Muara Bulian. Di setiap sel yang ia datangi, angka penghuni selalu jauh melampaui kapasitas ideal. “Berapa orang di ruangan ini?” tanya Elpisina sembari memandang deretan tahanan di balik jeruji besi.
Dalam laporan petugas, Elpisina mendengar bahwa Lapas tersebut menampung 377 penghuni dari kapasitas maksimum hanya 153 orang. Bahkan, di satu ruangan tahanan, sebanyak 33 orang berdesakan dalam keterbatasan ruang.
“Ini sudah over capacity. Kondisi ini perlu perhatian serius,” ujarnya dengan nada prihatin.
Tak berhenti di sana, Elpisina mengarahkan sorotannya ke isu yang lebih rawan: potensi peredaran narkoba di dalam Lapas.
“Nanti kita minta tolong petugas untuk mengawasi dan memastikan betul bahwa tidak ada kegiatan peredaran gelap narkoba di dalam Lapas,” tegasnya.
Baginya, pengawasan ketat adalah kunci untuk menjauhkan Lapas dari berbagai tindak kejahatan yang masih kerap membayangi lembaga pemasyarakatan di banyak daerah.
Sebagai anggota legislatif yang dikenal vokal dalam isu kemanusiaan, Elpisina tak hanya menyoal kapasitas berlebih dan narkoba. Ia juga menyoroti pemenuhan hak-hak dasar narapidana, mulai dari makan minum, akses kesehatan, hingga kebutuhan biologis.
“Ada bilik asmaranya di sini?” tanya Elpisina kepada petugas.
Bagi Elpisina, fasilitas bilik asmara adalah bagian dari Hak Asasi Manusia yang tak boleh diabaikan. “Ya, itu juga merupakan Hak Asasi Manusia. Tujuannya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya lugas.
Menanggapi hal ini, petugas Lapas menyampaikan bahwa pengajuan fasilitas bilik asmara sudah pernah diajukan, namun hingga kini belum terealisasi.
“Kemarin sudah sempat kita ajukan, Bu,” jelas salah satu petugas.
Di akhir sidaknya, Elpisina menyatakan dukungannya terhadap program pemberdayaan narapidana, terutama dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Hal ini, menurutnya, sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan ketahanan pangan sebagai program prioritas.
“Kita berdayakan tahanan untuk melakukan kegiatan seperti tanam-menanam. Selain mendukung ketahanan pangan nasional, ini juga bisa membantu mereka mengisi waktu dengan hal produktif,” ujar Elpisina.
Dengan penanganan yang tepat, ia optimistis program ini tidak hanya memberi manfaat ekonomi, tetapi juga berdampak positif terhadap kesehatan mental para penghuni Lapas.
Kunjungan Elpisina membuka tabir persoalan klasik di Lapas Muara Bulian: over kapasitas, pengawasan yang perlu diperketat, hingga keterbatasan fasilitas untuk pemenuhan hak dasar narapidana. Sebagai wakil rakyat, ia berjanji akan membawa temuan ini ke tingkat pusat agar solusi konkret segera direalisasikan.
“Kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Pemerintah harus hadir memastikan Lapas tidak hanya aman, tetapi juga manusiawi,” pungkas Ketua DPW PKB Jambi ini.(adz)