Dokter Dwi Fatimahyen (29) semasa hidup. Dokter muda asal Jambi itu meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal, setelah dikejar-kejar sejumlah orang yang memfitnahnya sebagai pencuri mobil.[instagram] |
SENGETI, JAMBI - Kronologi kecelakaan yang menewaskan dokter muda asal Jambi, Dwi Fatimahyen (29), dipaparkan polisi.
Polisi menegaskan Dwi Fatimahyen bukan pencuri sebagaimana dituduhkan warga.
Sebelumnya, dokter muda itu meninggal karena kecelakaan saat dikejar-kejar warga dan anggota polisi lantaran dituduh sebagai pencuri.
Peristiwa kecelakaan terjadi di Desa Sekernan, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muarojambi, pada Jumat (29/3) malam.
"Saya tegaskan, yang bersangkutan bukan pelaku pencurian," kata AKBP Wahyu Bram, Kapolres Muarojambi.
Bram mengatakan Dwi memang sempat mengelilingi kompleks Pondok Cipta, Mestong, Muarojambi, hingga memicu kecurigaan warga.
Saat itu Dwi mengelilingi kompleks perumahan sekira empat menit bermobil dengan kecepatan tinggi.
"Warga ini share beritanya ke grup warga kompleks, 'ada orang yang ngebut di tempat kita'," sebut Bram.
Kecurigaan warga menguat karena Dwi tidak menghentikan laju mobilnya saat diadang warga, melainkan malah terus tancap gas.
"Saat itu kondisinya gelap, kacanya juga gelap, sehingga tidak tahu bahwa di dalam mobil adalah perempuan," ujarnya.
Orang tua dari Dwi Fatimahyen, dokter muda asal Jambi yang meninggal dunia saat kecelakaan akibat dikejar-kejar warga dan polisi. (TRIBUN JAMBI/ MUARO JAMBI)
Dari situlah, warga mengejar Dwi, kemudian disusul polisi lengkap dengan sirene, toa hingga tembakan peringatan.
Pengejaran itu berlangsung sekira satu jam.
"Anggota kami sudah menggunakan toa dan meminta berhenti. Kalau warga yang ngejar dan ditakuti begal, itu masih wajar," kata Bram.
Dia mengatakan polisi yang mengejar korban menggunakan mobil polantas dilengkapi sirene.
Namun, mobil berjenis LCGC Ayla warna hitam itu juga tak kunjung berhenti, tetapi terus melaju dengan kecepatan tinggi.
Polisi terus berupaya untuk menghentikan mobil itu, karena dikhawatirkan dapat membahayakan pengendara lain.
Pengejaran mulai dari Simpang SPN, masuk ke Kota Jambi, sampai di Sekernan, Kabupaten Muarojambi.
"Bahkan tembakan peringatan, juga tidak mau berhenti. Sehingga saat di jalan itu, ya sudah berurusan dengan polisi.
Saat mengejar mobil itu, yang motor tadi dua motor sudah tidak ada.
Tapi kita tetap kejar karena sudah membahayakan di jalan," jelasnya.
Akhirnya, di lokasi kejadian Jalan Lintas Jambi-Riau, korban mengalami kecelakaan setelah menghindari pengendara lainnya.
"Penyebab kecelakaan itu, dia menghindari orang sehingga kecelakaan tunggal.
Karena kecepatan tinggi, fatalitasnya tinggi. Kalau dilihat lepas kendali," ujarnya.
Dia menyesalkan tindakan korban yang tidak mau berhenti saat diperingatkan polisi.
Padahal, pihaknya mengejar korban dengan mobil patroli yang notabene berstiker lengkap kepolisian.
Warga Perumahan Keluar
Warga Perumahan Pondok Cipta, Mestong, Kabupaten Muarojambi, menuturkan awal mula warga mencurigai dokter Dwi Fatimahyen (29), sebelum akhirnya dikejar warga dan polisi.
Perumahan Pondok Cipta merupakan lokasi awal peristiwa sebelum dokter Dwi tewas kecelakaan saat dikejar, lantaran dituduh warga sebagai pencuri.
Mise, warga perumahan, menuturkan peristiwa terjadi pada Jumat (29/3) sekira pukul 22.00 WIB.
Saat itu, mobil yang dikendarai dokter Dwi melaju kencang.
Warga yang penasaran dan khawatir, berupaya menghentikan laju kendaraan.
Karena jalan perumahan yang dilewati tidak mulus, rusak, banyak lubang, dan banyak permukaan menonjol.
Akan tetapi, mobil dokter Dwi tetap melajukan kencang.
"Ngebut kayak kilat. Padahal di sini ada tanggul (permukaan yang menonjol), di situ juga ada. Dihajar jalan itu. Di bawah kan menanjak juga di musala itu," kata Mise.
Awalnya, Mise mengira ada badai.
Setelah melihat ke luar rumah, ternyata suara berisik yang didengarnya berasal dari suara kendaraan yang ngebut.
Ketika keluar rumah, dia melihat sejumlah warga mengejar mobil.
Di antara mereka ada yang telanjang dada.
"Kayak badai. Tahu-tahu pas saya keluar, tidak ada badai.
Tahu-tahu, mobil yang ngebut. Warga sudah ngejar. Sepeti itu kira-kira," katanya.
Warga sempat menaruh kursi kayu panjang untuk memblokade jalan.
NAmun, kursi itu bisa dilewati Dwi.
"Ada warga menaruh kursi di jalan. Tidak terlalu ke tengah jalan.
Tetapi dielakinnya (dihindari Dwi). Pokoknya dia tidak mau tahu ada tanggul-tanggul," kata Mise.
Mobil dokter Dwi yang keluar dari perumahan, terlihat oleh sejumlah polisi saat sampai di jalan raya.
Polisi kemudian ikut mengejarnya.
"Di sini saya tidak dengar teriakan maling. Yang pasti warga ngejar sampai ke luar.
Di sana kan ada polisi juga, ikut juga mengejar. Dari ujung sana juga ke depan. Katanya ketemu polisi juga di Paal 10," kata Mise.
Dia menjelaskan, jalan di perumahan itu berbentuk huruf U, sehingga tidak tembus ke jalan lain.
Warga menduga pengendara mobil tersebut ingin mencari jalan pintas lantaran jalan raya macet imbas perbaikan jalan.
"Malam itu mungkin dia masuk ke sini karena macet untuk mencari jalan pintas.
Di sini kan buntu, tidak ada jalan keluar. Letter U jalan ini. Makanya balik lagi ke sini," jelasnya.
Satu di antara tujuan warga mengejar dan mengadang, karena ingin tahu siapa yang di dalam mobil Daihatsu Ayla berwarna hitam itu.
Kaca mobil gelap, sehingga tidak bisa terlihat.
"Warga sini yang ngejar. Karena tidak tahu siapa di mobil itu. Kalau dapat, mau tanya siapa dia? Kenapa ngebut? Apa yang dicari di sini?" katanya.
Mise bertutur, kondisi di perumahan ramai anak-anak. Kadang saat pulang tarawih, anak-anak bermain di luar.
"Tetapi untung waktu itu sepi. Jam 10-an malam," kata Mise. (fan)
[Sumber: Tribun Jambi | Editor: Aldie Prasetya | Merdekapost.com]