PENGUATAN NILAI KARAKTER MELALUI BUDAYA VISUAL:
Pengabdian Pada Masyarakat Kerjasama LPPM ISBI Bandung dengan Fakultas Bahasa dan Seni UHN Medan
*Nia Emilda, M.Pd
Sejak tahun 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Rebuplik Indonesia meluncurkan program penguatan pendidikan karakter, sebagai salah satu program yang memperkuat nilai karakter yang dimiliki oleh siswa, meliputi harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetis), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik).
Program penguatan pendidikan karakter ini tidak hanya mengandalkan kegiatan di sekolah saja sebagai lingkungan pendidikan formal, tetapi juga melibatkan lingkungan pendidikan informal (keluarga) juga pendidikan non formal (masyarakat).
Keterlibatan dari berbagai pihak, akan membantu terlaksananya program penguatan pendidikan karakter dengan baik. Program ini lahir dengan pertimbangan kesadaran akan adanya tantangan yang sangat kompleks di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, generasi muda Indonesia harus dipersiapkann sebaik mungkin untuk menghadapi tantangan yang sangat kompleks tersebut.
Ada Nilai-nilai karakter utama yang dirumuskan dan tercantum pada pasal 3 Perpres No. 87/ 2017 tentang PPK yaitu mencakup: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggug jawab (dan lain-lain)
Lingkungan pendidikan formal, informal, dan nonformal gencar melalukan kegiatan penguatan pendidikan karakter. Berbagai pendekatan digunakan termasuk penguatan nilai karakter melalui budaya visual.
Budaya visual berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, yang ditangkap oleh indera penglihatan kita yang merupakan wujud budaya integrasi dari konsep, materi, serta nilai dari sebuah benda yang merupakan hasil dari perkembangan pola pikir manusia.
Setiap daerah memiliki budaya visual khas yang menjadi identitas dari daerah tersebut. Begitupun dengan Pulau Samosir yang terletak di Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan ini merupakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan di Pulau Samosir, khususnya terkait tentang penguatan nilai karakter melalui budaya visual bagi remaja.
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Asset Based Community Development (ABCD) dengan tujuan menggali potensi budaya visual yang ada, serta menemukan nilai karakter yang terkandung di dalamnya, yang dapat menjadi media edukasi bagi remaja baik di lingkungan pendidikan formal, informal, maupun nonformal.
Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini merupakan implemetasi dari kerjasama antara Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung dan dari Fakultas Bahasa dan Seni UHN Medan yang berlokasi di Desa Cinta Dame Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara, dengan ketua rombongan peneliti dan pengabdian pada masyarakat, Sekretaris LPPM ISBI Bandung, Agus Cahyana, S.Sn., M.Sn. Ketua pelaksana pengadian pada masyarakat, Nia Emilda, M.Pd. dan anggota, Didik Desanto, S.Sn., M.Pd., serta tim pengabdian kepada masyarakat dari Fakultas Bahasa dan Seni UHN Medan, Dr. Arsen Pasaribu, M.Hum. dan Rony Arahta Sembiring, S.S., M.Hum.
Ada beberapa budaya visual khas Pulau Samosir yang tidak hanya sebagai wujud benda saja, namum memiliki nilai karakter, diantaranya ialah: Rumah adat khas Batak, ulos, patung Sigale-gale, boraspati, serta beberapa ukiran kayu lainnya.
Harapan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bahwa luaran kegiatan dapat dijadikan sebagai media edukasi dalam upaya penguatan nilai karakter melalui budaya visual bagi remaja, sehingga Pulau Samosir tidak hanya dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata dengan keindahan alam, namun juga dijadikan sebagai wisata edukasi untuk menggali nilai karakter melalui budaya visual khas Pulau Samosir, yang pada akhirnya akan mendukung pelaksanaan program penguatan pendidikan karakter bangsa.)*
Nia Emilda, M.Pd *Penulis adalah Ketua pelaksana pengadian pada masyarakat.