Ini Kata Sahabat SAS, Mahasiswi UIN yang Terjun dari Gedung Bank 9 Jambi: "Tak percaya Dia Bunuh Diri, Dia Ustadzah dan Penghafal Quran"

....."Selasa malam itu menjadi momen yang tak terlupakan bagi banyak orang di Jambi. Gedung Mahligai 9 Bank Jambi yang biasanya berdiri megah dan tenang, tiba-tiba menjadi saksi bisu sebuah tragedi. SAS, seorang mahasiswi semester akhir di Universitas Islam Negeri (UIN) STS Jambi, memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai 12. Kejadian ini tidak hanya mengejutkan warga sekitar, tetapi juga mengguncang mereka yang mengenal SAS secara pribadi. Mereka masih tidak percaya SAS melakukan tindakan senekat itu".....

Sosok SAS di Mata Para Sahabat

Dalam hitungan jam setelah berita tersebut menyebar, jejaring sosial media dibanjiri dengan ungkapan duka cita dan ketidakpercayaan. Sahabat dan orang-orang yang pernah mengenal SAS merasa sangat terpukul. Mereka mengenalnya sebagai pribadi yang baik, santun, dan penuh kebaikan.

@Canyosemee, yang mengaku tetangga SAS di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, mengungkapkan bahwa SAS adalah seorang penghafal Quran. "Dia penghafal Al-Quran 10 juz," tulisnya, seakan masih tidak percaya dengan apa yang terjadi.

Berita Terkait: 

Diduga Bunuh Diri, Mahasiswi Lompat Dari Lantai 12 Gedung Mahligai Bank 9 Jambi

Vevy Liana Rosa, yang pernah berinteraksi dengan SAS sebagai guru ngaji anaknya, juga tidak menyangka bahwa SAS akan mengambil langkah sejauh itu. "Ya Allah, Ustadzah Nia, benar-benar tidak menyangka. Kenal beliau karena pernah jadi guru ngaji anak saya. Orangnya sangat baik, santun, dan wajahnya teduh sekali. Semoga semua kebaikan almarhumah bisa menjadi wasilah ampunan dari Allah SWT," tulisnya penuh haru.

Kak Iya, yang pernah satu ma'had dengan SAS, juga memberikan kesaksiannya. "Kita pernah satu asrama dan saya bersaksi bahwa beliau anak yang sangat baik, ramah, selalu mengajak dalam hal yang baik-baik," tulisnya, mengingat masa-masa indah bersama SAS.

Sosok yang Tak Terduga

Banyak orang yang mengenal SAS merasa sangat terkejut dengan keputusannya. Seorang yang dikenal sebagai penghafal Quran, guru ngaji, dan selalu bersikap baik kepada semua orang, tiba-tiba memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis. Polisi hingga saat ini masih menyelidiki motif di balik tindakan nekat SAS. Mereka berusaha mencari tahu apakah ada tekanan atau masalah yang tidak terlihat dari luar yang membuat SAS merasa bahwa ini adalah satu-satunya jalan keluar.

Teman-teman SAS di UIN STS Jambi juga memberikan pandangan mereka. Neweraboy, salah seorang mahasiswa akhir di UIN, menulis, "Saya mahasiswa akhir juga di UIN dan mungkin merasakan hal yang sama dengan almarhumah. Susah memang survive dengan kondisi mental psikis."

@bbyshrak0, yang selalu melihat SAS ceria, merasa tidak percaya bahwa dia memiliki masalah seberat itu.

"Anaknya kelihatan ceria terus. Jadi gak kepikiran kalau dia punya masalah seberat itu," ungkapnya.

Pentingnya Dukungan Psikologis

Fadillah dan TariOctavia, teman-teman SAS di kampus, juga menekankan pentingnya dukungan psikologis bagi mahasiswa.

"Benar banget kak, beliau orang yang ceria dan membuat teman-temannya selalu ketawa," kata Fadillah. Sementara TariOctavia menambahkan, "Padahal anaknya prodi PAI. UIN harus buat ruang konseling sih."

Insri Wahyuni dan Nur942, sahabat SAS lainnya, mengingatkan bahwa kita tidak bisa menyimpulkan permasalahan hanya dari satu sisi.

"Kita enggak bisa bilang permasalahan di satu titik yaitu semester akhir atau skripsi. Bisa jadi almarhumah mempunyai persoalan lain yang dia sendiri tidak bisa dan tidak tahu cara mencari jalan keluarnya," ujar Insri Wahyuni.

Berita Terkait: 

Ini Kronologi Lengkap Mahasiswi di Jambi Nekat Lompat dari Lantai 12, Sempat Terekam CCTV

Nur942 juga meminta agar tidak langsung menyimpulkan penyebab tindakan SAS. "Jangan langsung menyimpulkan bahwa kejadian ini dikarenakan skripsi atau dipersulit dosen. Karena masalah yang terjadi sama beliau ini hanya dia yang tahu," jelasnya.

Kejadian ini membuka mata banyak pihak akan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental. Tidak ada yang tahu pasti apa yang dirasakan SAS dalam hari-hari terakhirnya. Namun, satu hal yang pasti, dukungan dan perhatian dari orang-orang terdekat bisa menjadi penolong dalam menghadapi masa-masa sulit.

Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu peka terhadap orang-orang di sekitar kita. Terkadang, senyuman yang terlihat tidak selalu mencerminkan kebahagiaan yang sebenarnya.(*)

Editor: Aldie Prasetya

Sumber: Jambilink.com

Lebih Dekat dengan Prof. Asad, Rektor UIN STS Jambi, Dulu Pernah Jadi Marbot

Prof. Dr Asad Isma, M.Pd.

MERDEKAPOST.COM - Nama Prof. Dr Asad Isma, M.Pd., cukup dikenal luas di tengah masyarakat Provinsi Jambi. Pria kelahiran Muara Indung, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.

Hidupnya penuh liku, perjuangan dan juga ujian. Semasa kuliahnya tahun 1987-1991, dia juga sembari menjadi marbot Masjid Al Hidayah, Kawasan Pasar Keluarga, Sipin, Kota Jambi. Saat menjadi marbot, dia terus mengasah kemampuan dan menimba pengalaman baik di bidang keilmuan, keorganisasian, maupun keagamaan dengan banyak orang yang dikenalnya. Termasuk di antaranya, salah seorang Guru Besar Universitas Jambi Prof. Dr Amri Amir, yang semasa Prof. Asad Isma menjadi marbot, dia merupakan salah seorang pengurus di masjid tersebut. 

Semasa kuliah di IAIN (sebelum alih status menjadi UIN) STS Jambi, Prof. Asad di sela aktivitasnya menjadi seorang marbot, dia setiap hari berjalan kaki dari Kawasan Sipin menuju kampus di Kawasan Telanaipura. Pulang kuliah, dia isi dengan aktivitas mengajar ngaji dari rumah ke rumah agar kebutuhan ekonominya bisa terpenuhi.   

Kerja kerasnya selama kuliah membuahkan hasil pada tahun 1994. Dia menjadi salah seorang yang terpilih sebagai dosen. Mulai dari tahun itulah, dia memulai kkariernyasebagai dosen di UIN STS Jambi sejak tahun 1994, semasa UIN STS Jambi masih berstatus Institut Agama Islam Negeri (IAIN). 

Prof. Asad Isma dilantik menjadi Rektor UIN STS Jambi. (ist)

Dia mengawali karirnya sebagai dosen di Fakultas Ushuluddin, pernah juga menjadi sekretaris Kopertais, sebelum pada akhirnya dipercaya sebagai Wakil Rektor II bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan UIN STS Jambi pada periode sebelumnya di bawah kepemimpinan Prof. Dr. Suaidi Asyari, M. A., Ph. D. Pada masa menjabat sebagai wakil rektor II itu, Prof. Asad juga berhasil meraih gelar guru besar dengan pengajuan proses yang cukup cepat dari Mendikbudristek karena keahliannya atas bidang ilmu Manajemen Sumber Daya Insani terhitung 1 Juli 2022.        

Pria yang berusia 53 tahun ini menyelesaikan studi S1 di IAIN STS Jambi pada tahun 1987. Dilanjutkan kemudian pada tahun 1996 dia menamatkan kuliah di Universitas Negeri Padang. Lalu tepat pada tahun 2015 dia menyelesaikan studi doktoralnya (S3) di Universitas negeri Jakarta. 

Untuk diketahui, selain menjadi dosen, pria yang dikenal ramah bergaul dan humoris ini juga aktif di berbagai organisasi sejak masih menjadi mahasiswa hingga saat ini. Semasa mahasiswa, dia merupakan sempat menjabat Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Jambi yakni pada tahun 1992-1996. Lalu dia juga pernah diamanahkan sebagai Ketua Wilayah Gerakan Pemuda Ansor di Provinsi Jambi. 

Prof. Asad Isma Aktif di berbagai kegiatan. (ist)

Di samping itu, Prof. Asad Isma juga dikenal sejak lama karena biasa menjadi narasumber di berbagai media massa di Provinsi Jambi, baik itu media cetak, maupun elektronik. Dia seringkali diminta pendapat ilmiahnya oleh wartawan untuk bidang politik maupun sosial di Provinsi Jambi. Beberapa kali juga dia dipercaya sebagai bagian dari tim seleksi penyelenggara Pemilu, baik itu KPU maupun Bawaslu, dan sebagai tim seleksi KPID di Provinsi Jambi. Tak cukup disitu, dia juga dipercaya sebagai dewan riset daerah, pernah terlibat aktif di Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Provinsi Jambi, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Lembaga Adat Melayu Provinsi Jambi, dan kini juga tengah mengemban amanah sebagai Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jambi. 

Di dalam bidang politik, pada masa seorang ASN masih diperkenankan untuk mencalonkan diri, Prof. Asad Isma juga pernah punya catatan atas keikutsertaan di Pilkada di Kabupaten Sarolangun tahun 2011 lalu. Namun nasib berkata lain, dia tidak berhasil terpilih pada pesta demokrasi tersebut. Akhirnya, selepas itu, dia memilih kembali aktif menjadi tenaga pengajar di kampus UIN STS Jambi, hingga akhirnya hari ini, Kamis (28/12), dia dilantik sebagai Rektor UIN STS Jambi.   

Di dalam hidupnya, Prof. Asad Isma selalu berprinsip bahwa apabila membawa kebaikan untuk orang banyak, mestilah didahulukan. Baginya, hidup harus terus diperjuangkan. “Kita harus terus bergerak maju. Jika sesuatu hal kita anggap baik dan membawa manfaat bagi banyak orang, kita upayakan agar itu bisa diraih. Tentunya dengan bersama-sama dengan keterlibatan dan dukungan banyak orang,” ujarnya. (*)

BREAKING NEWS; Prof. Asad Isma Resmi Jadi Rektor UIN Jambi

Prof. As'ad Isma resmi menjadi Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Jambi. Kamis (28/12). Pelantikan dilaksanakan di Surabaya bersama beberapa piminan dibawah kementerian agama lainnya. (ist) 

MERDEKAPOST.COM - Prof. As'ad Isma resmi menjadi Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Jambi. Kamis (28/12). pelantikan dilaksanakan di Surabaya bersama beberapa piminan dibawah kementerian agama lainnya. 

Untuk diketahui, sebelumnya ada enam orang Profesor yang mendaftarkan diri dalam penjaringan Bakal Calon Rektor UIN STS Jambi, yaitu Prof.Dr. Risnita, M.Pd, Prof. Drs.H.M. Hasbi,M.A,.Ph.D.,Prof.Dr.Maisah,M.Pd.I.,Prof.Dr.As'ad Isma,M.Pd, Prof.Samsu,S.Ag,M.Pd, Ph.D dan Prof.Dr.H.Ahmad Sukri,MA.

Hasil penjaringan calon rektor UIN STS Jambi dilaksanakan Kamis (17/12) yang diserahkan langsung oleh Plt Rektor UIN STS Jambi Prof.Dr.Abu Rokhmad,M.Ag bersama sekretaris Panitia Penjaringan Dr.Hj.Sri Ilham Lubis, Lc.M.Pd dan diterima lasngung oleh Sekretaris Dirjen Pendis Prof. Dr.Rokhmat Mulyana,M.Pd di ruang Sekretariat Menteri Agama RI lantai 2 gedung Kemenag RI di Jakarta.

Prof. Dr. As'ad Isma, M.Pd Rektor UIN STS Jambi yang baru dilantik. (ist)

Sampai berita ini dinaikkan belum mendapatkan tanggapan dari yang bersangkutan. namun, orang terdekat Asad Isma membenarkan hari ini dilakukan pelantikan.

"Betul, hari ini bang Asad (Asad Isma, red) dilantik jadi Rektor UIN Jambi di Surabaya," sebut orang dekat yang tidak ingin namanya disebut, Kamis (28/12/2023). (hza

Rektor UIN STS Jambi Serahkan SK 42 CPNS Secara Langsung

FOTO  || Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi menyerahkan SK secara langsung kepada 42 orang CPNS formasi tahun 2019, dan rektor berharap bisa membangun UIN bersama, Senin (18/1/21) (Doc/tribun). 

MERDEKAPOST.COM || JAMBI - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Saifuddin Jambi menyerahkan SK secara langsung kepada 42 orang CPNS formasi tahun 2019, dan rektor berharap bisa membangun UIN bersama, Senin (18/1/21).

Kegiatan dilaksakan di Aula lantai III kempaus II Unibersitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi, sebanyak 42 orang CPNS menerima penyerahan SK CPNS formasi Thaun 2019

Turut dihadiri juga Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama dan Plt. Kepala Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama.

Dalam kegiatan ini Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi tak luput memberikan ucapan selamat kepada CPNS yang telah menerima SK.

"Selamat karena kalian adalah orang terpilih dan jadilah dosen yang dapat menjadi ikutan masyarakat."

"Sesuai dengan misi UIN menciptakan kampus berwibawa, tertib, indah, bersih, sehat, disiplin, aman, nyaman, toleran, moderat, dan menjadi model ikutan masyarakat,” jelas Su'aidi selaku Rektor UIN STS Jambi.

Rektor juga menyampaikan perkembangan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi dan mengungkapkan harapannya kepada seluruh yang menerima SK hari ini.

"Saya sangat berharap para dosen yang menerima SK hari ini, dapat ikut bersama membangun UIN Sutha, dan saat ini kita sudah masuk dalam ranking dunia. Disini kita menerapkan trans integrase ilmu, yang artinya kita harus mendidik alumni menjadi seorang intelektual yang agamis, dan ulama yang memiliki intelektual tinggi,” tutupnya.

Ia juga mengatakan selamat bergabung di kampus rangking dunia, bekerja dengan ikhlas dan bertanggung jawab, terus berdakwah dan jangan memaksa.(*)

Sumber: tribunjambi || Editor: Nurfuadi Muhammad || Merdekapost.com 

Copyright © MERDEKAPOST.COM. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs