Haris vs Romi: Siapa yang Akan Merebut Hati Golkar?
Oleh: Dr. Jafar Ahmad
*Pengamat Politik, Idea Institute / Akademisi IAIN Kerinci
Fenomena politik Jambi satu minggu terakhir sangat dinamis, terutama terkait Pilgub Jambi November 2024 mendatang. Setelah riuh minggu lalu apakah Haris akan melawan kotak kosong, muncul reaksi yang terlihat cukup serius dari Romi, sang calon penantang Haris di Pilgub nanti. Kita melihat dua pasangan calon yang sama-sama kuat: Haris-Sani dan Romi-Saniatul. Dalam kontestasi ini, dukungan partai menjadi faktor kunci. Saat ini, Haris-Sani terlihat berhasil mengamankan dukungan dari PAN, PPP, PKS, PKB, dan Demokrat. Di sisi lain, Romi-Saniatul juga sudah mendapatkan dukungan dari NasDem. Namun, yang menarik adalah posisi tiga partai besar—PDIP, Golkar, dan Gerindra—yang belum mengeluarkan rekomendasi resmi mereka.
Informasi yang beredar menunjukkan bahwa Haris-Sani sedang gencar melobi Gerindra dan PDIP. Sebaliknya, Romi-Saniatul tampaknya tidak menunjukkan upaya yang sama intensif untuk melobi kedua partai tersebut. Dalam situasi ini, perhatian publik Jambi kini tertuju pada keputusan Golkar, yang menjadi penentu arah pertarungan politik ini.
Mengapa dukungan Golkar begitu penting?
Jika Haris berhasil mengamankan dukungan Golkar, besar kemungkinan ia akan melawan kotak kosong, mengingat dukungan partai yang sudah solid di belakangnya. Sebaliknya, jika Romi berhasil meraih dukungan Golkar, maka kita akan melihat pertarungan politik yang lebih sengit dan kompetitif.
Dari perspektif kader partai, Saniatul memiliki peluang signifikan untuk mendapatkan dukungan Golkar, mengingat rekam jejaknya sebagai anggota DPR RI dari Golkar selama dua periode. Pengalaman dan jaringan internal yang dimiliki Saniatul memberikan modal politik yang kuat bagi Romi-Saniatul dalam merebut hati para petinggi Golkar. Namun, jangan lupakan bahwa Golkar juga memiliki kedekatan historis dengan Haris di Jambi. Cek Endra, ketua Golkar Provinsi Jambi, adalah kolega Haris saat dulu menjadi wakil bupati di Sarolangun. Kedekatan ini memberikan keunggulan tersendiri bagi Haris dalam upaya memobilisasi dukungan Golkar.
Dalam memahami dinamika ini, teori mobilisasi sumber daya yang dikemukakan oleh Mc Carthy dan Zald (1977) sangat relevan. Teori ini sebenarnya lebih sering digunakan untuk menjelaskan keberhasilan dalam gerakan sosial. Dalam konteks politik, teori ini menjelaskan bahwa keberhasilan sebuah gerakan politik sangat bergantung pada kemampuan aktor untuk memobilisasi sumber daya yang tersedia—baik itu uang, para tokoh, dukungan politik, maupun akses ke media.
Haris-Sani telah menunjukkan kemampuan mereka dalam membangun jaringan politik yang luas dan aliansi strategis dengan berbagai partai. Dukungan dari PKB, partai berbasis massa Islam, menunjukkan kemampuan mereka untuk mengakses basis pemilih yang signifikan di Jambi.
Kedekatan personal Haris dengan Cek Endra juga memberikan keunggulan dalam mendapatkan dukungan Golkar. Rekam jejak pemerintahan Haris-Sani yang stabil dan harmonis menambah kredibilitas mereka, sebuah sumber daya simbolis yang penting dalam menarik dukungan partai dan pemilih. Di sisi lain, Romi-Saniatul juga memiliki kekuatan tersendiri dalam upaya merebut dukungan Golkar.
Saniatul, dengan pengalamannya sebagai anggota DPR RI dari Golkar, memiliki akses dan jaringan internal yang kuat dalam partai.
Kemampuan Romi-Saniatul untuk menggalang dukungan dari kalangan internal partai tidak bisa dianggap remeh. Selain itu, mereka juga memiliki kapasitas untuk menggalang dana dan mengelola kampanye dengan efektif.
Kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan pemilih dan membangun narasi yang kuat juga menjadi faktor kunci. Haris-Sani tampaknya unggul dalam hal ini, dengan strategi komunikasi politik yang efektif yang berhasil meraih simpati dan dukungan dari berbagai kalangan. Namun, Romi-Saniatul juga memiliki kemampuan komunikasi yang juga potensial memperkuat posisi politiknya.
Dari analisis ini, jelas bahwa baik Haris-Sani maupun Romi-Saniatul memiliki keunggulan tersendiri dalam hal mobilisasi dukungan politik dan sumber daya yang diperlukan untuk memenangkan Pilgub Jambi.
Namun, keputusan Golkar akan tetap menjadi faktor penentu yang signifikan. Apakah Golkar akan mendukung Haris dan memastikan kemenangan mereka, ataukah Golkar akan mendukung Romi-Saniatul dan memperpanjang pertarungan politik di Jambi? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Golkar sedang berdiri di tengah dua dilema. Satu sisi ingin membuktikan sebagai partai kader, di sisi lain, Golkar juga kelihatan mempertimbangkan kekuatan petahana.
Tentu, Golkar punya rumus sendiri dalam menentukan pilihannya. Kita tunggu saja!
(editor: Aldie Prasetya / Sumber: Jambilink)