![]() |
ILUSTRASI : Gerhana Bulan Total, Bertepatan dengan 14 Ramadhan 2025, ada Wilayah yang Bisa Menyaksikan. (ist) |
KERINCI – Fenomena astronomi yang langka akan kembali terjadi pada Maret 2025, yaitu gerhana bulan total. Peristiwa ini menjadi momen yang dinantikan oleh banyak orang, terutama para pecinta astronomi, karena terakhir kali terjadi lebih dari dua tahun lalu, tepatnya pada 8 November 2022.
Dilansir dari detikNews, lantas kapan tepatnya gerhana bulan total ini berlangsung, dan di mana saja bisa disaksikan? Berikut informasi lengkapnya.
Jadwal Gerhana Bulan Total 14 Maret 2025
Berdasarkan data dari NASA, gerhana bulan total ini akan melewati beberapa tahapan sebelum akhirnya berakhir. Berikut adalah rincian waktu terjadinya setiap fase gerhana dalam beberapa zona waktu, termasuk WIB (Waktu Indonesia Barat):
1. Mulai Gerhana Penumbra
PDT: 13 Maret, 20:57
EDT: 13 Maret, 23:57
UTC: 14 Maret, 03:57
WIB: 14 Maret, 10:57
2. Mulai Gerhana Sebagian
PDT: 13 Maret, 22:09
EDT: 14 Maret, 01:09
UTC: 14 Maret, 05:09
WIB: 14 Maret, 12:09
3. Gerhana Total Dimulai
PDT: 13 Maret, 23:26
EDT: 14 Maret, 02:26
UTC: 14 Maret, 06:26
WIB: 14 Maret, 13:26
4. Puncak Gerhana (Totalitas Maksimal)
UTC: 14 Maret, 06:58
WIB: 14 Maret, 13:58
5. Gerhana Total Berakhir
PDT: 14 Maret, 00:31
EDT: 14 Maret, 03:31
UTC: 14 Maret, 07:31
WIB: 14 Maret, 14:31
6. Gerhana Sebagian Berakhir
PDT: 14 Maret, 01:47
EDT: 14 Maret, 04:47
UTC: 14 Maret, 08:47
WIB: 14 Maret, 15:47
7. Gerhana Penumbra Berakhir
PDT: 14 Maret, 03:00
EDT: 14 Maret, 06:00
UTC: 14 Maret, 10:00
WIB: 14 Maret, 17:00
Wilayah yang Dapat Menyaksikan Gerhana Bulan Total Maret 2025
Menurut data dari Time and Date, gerhana bulan total ini bisa disaksikan di berbagai wilayah di dunia, mulai dari Eropa, sebagian besar Asia, sebagian besar Australia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, serta perairan Samudra Pasifik dan Atlantik.
A. Wilayah yang Bisa Melihat Gerhana Bulan Total
Beberapa kota yang beruntung bisa menyaksikan gerhana total meliputi:
Afrika: Casablanca (Maroko)
Eropa: Dublin (Irlandia), Lisbon (Portugal)
Amerika Utara: New York (AS), Los Angeles (AS), Toronto (Kanada), Chicago (AS), Washington DC (AS), San Francisco (AS), Mexico City (Meksiko)
Amerika Selatan: São Paulo (Brasil), Buenos Aires (Argentina), Rio de Janeiro (Brasil), Lima (Peru), Santiago (Chili)
Oseania: Auckland (Selandia Baru), Suva (Fiji)
B. Wilayah yang Hanya Bisa Melihat Gerhana Bulan Sebagian
Beberapa kota lainnya hanya dapat menyaksikan fase gerhana sebagian, termasuk:
Afrika: Khartoum (Sudan), Johannesburg (Afrika Selatan), Lagos (Nigeria), Algiers (Aljazair)
Eropa: London (Inggris), Paris (Prancis), Berlin (Jerman), Roma (Italia), Madrid (Spanyol)
Asia dan Australia: Tokyo (Jepang), Seoul (Korea Selatan), Sydney (Australia), Melbourne (Australia), Brisbane (Australia), Ankara (Turki), Kairo (Mesir)
Apakah Gerhana Bulan Total Ini Bisa Dilihat di Indonesia?
Sayangnya, Indonesia tidak bisa menyaksikan gerhana bulan total ini, karena seluruh fase gerhana terjadi pada siang hingga sore hari waktu setempat, saat bulan berada di bawah cakrawala.
Berdasarkan waktu di Jakarta, berikut tahapan gerhana dan keterlihatannya:
Gerhana penumbral dimulai: 14 Maret, 10:57 WIB (tidak terlihat)
Gerhana sebagian dimulai: 14 Maret, 12:09 WIB (tidak terlihat)
Gerhana total dimulai: 14 Maret, 13:26 WIB (tidak terlihat)
Puncak gerhana: 14 Maret, 13:58 WIB (tidak terlihat)
Gerhana total berakhir: 14 Maret, 14:31 WIB (tidak terlihat)
Gerhana sebagian berakhir: 14 Maret, 15:47 WIB (tidak terlihat)
Gerhana penumbral berakhir: 14 Maret, 17:00 WIB (tidak terlihat)
Bagi masyarakat di Indonesia yang ingin menyaksikan gerhana bulan total, perlu menunggu hingga 7 September 2025, ketika fenomena ini dapat diamati dari wilayah Indonesia.
Mengapa Bulan Berwarna Merah saat Gerhana Total?
Selama gerhana bulan total, bulan tidak benar-benar menghilang, melainkan berubah menjadi merah tembaga atau jingga. Fenomena ini dikenal sebagai “Blood Moon”.
Menurut NASA, warna merah ini terjadi karena atmosfer bumi membiaskan cahaya matahari. Saat cahaya melewati atmosfer, gelombang cahaya dengan warna biru tersebar lebih jauh, sedangkan cahaya merah tetap bertahan dan mencapai bulan.
Fenomena serupa juga terjadi saat matahari terbit dan terbenam, ketika langit tampak merah karena cahaya biru lebih banyak tersebar dibandingkan cahaya merah.
Dengan kata lain, selama gerhana bulan total, bulan memantulkan cahaya matahari yang telah difilter oleh atmosfer bumi, menghasilkan warna merah yang khas.
Kesimpulan
Gerhana bulan total pada 14 Maret 2025 adalah peristiwa langka yang dapat disaksikan di banyak bagian dunia, terutama di Eropa, Amerika, Afrika, dan Australia. Sayangnya, Indonesia tidak termasuk dalam wilayah yang bisa melihat fenomena ini.
Namun, jangan khawatir! Masyarakat Indonesia bisa menantikan gerhana bulan total berikutnya pada 7 September 2025, yang diprediksi dapat diamati langsung dari Indonesia.(*)