Mantan politisi PKB AS Hikam Tegaskan PBNU tak bisa ambil alih PKB

Mantan politisi PKB AS Hikam menegaskan PBNU tak bisa ambil alih PKB. (Foto: Istimewa)

Merdekapost.com - Mantan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) AS Hikam merespon polemik yang terjadi antara PKB dan PBNU. Menurut AS Hikam mengatakan jika PBNU hanya menilai PKB secara aspirasional itu tak menjadi masalah, kemudian jika PBNU berniat untuk mengambil alih PKB itu yang tak diperbolehkan. 

"Kalau secara aspirasional dan sejarah itu ndak ada masalah (Menilai PKB). Masalahnya adalah kemudian kalau PBNU mengklaim bisa mengambil alih PKB dan pengganti siapapun yang ada di struktur PKB itu tidak bisa," kata Hikam kepada awak media di Jakarta Selatan, Rabu (21/8/2024). 

Kemudian, Mantan Mentri Ristek era Gus Dur ini juga mengatakan jika ada upaya tersebut artinya PBNU mengobol-obok rumah tangga orang lain. 

"Dan Anda tahu sendiri bagaimana nasibnya kalau orang mengobok-ngobok secara tidak sah rumah tangga orang lain," jelasnya. 

Tapi lagi-lagi, kata Hikam kalau secara aspirasi, historis, kultural haknya PBNU untuk menanyakan, mengklarifikasi kinerja PKB sebagai partai politik. 

"Hasil investigasi atau pertanyaan-pertanyaan aspirasi ini disampaikan kepada DPP PKB. Kemudian (PKB) harus menjawab ini, di dalam cara lembaga mereka," jelasnya. 

Baca Juga: Muktamar NU di Lampung Dinilai Buruk, Kiai As`ad Said Ali: Wajar NU Kacau!

Ia menegaskan kalau PBNU ingin mengambil alih PKB itu tidak bisa dibenarkan. 

"Sama halnya seperti PKB karena tak suka dengan PBNU. Maka PBNU harus dibuat Majelis Luar Biasa, sama saja itu juga tidak bisa," terasnya. 

Sebelumnya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhamin Iskandar atau Cak Imin tidak memenuhi undangan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk berdialog dan meminta keterangan terkait hubungan dua lembaga tersebut pada hari ini Rabu (21/8/2024).

Sedianya, Cak Imin diundang untuk datang ke Gedung PBNU di Jakarta Pusat pada pukul 12.30 WIB.

Namun, setelah lebih dari satu jam menunggu tim panel menyimpulkan Cak Imin tidak akan datang memenuhi undangan tersebut.

Ketua PBNU sekaligus anggota Tim Panel Pansus PKB bentukan PBNU, Umarsyah, mengatakan hal tersebut terindikasi dengan tidak adanya informasi sedikit pun mengenai akan hadir atau tidaknya Cak Imin ke Gedung PBNU.

"Tetapi sampai saat ini, tidak ada informasi sedikit pun mengenai apakah beliau akan hadir atau tidak. Setelah satu jam lebih kita menunggu, kita simpulkan Pak Muhaimin tidak hadir. Pertanyaannya adalah kenapa tidak hadir?" Kata Umarsyah saat konferensi pers di Gedung PBNU Jakarta Pusat pada Rabu (21/8/2024).

Baca Juga: Cak Imin: Saya dan PKB Sudah Berkoalisi dengan Gerindra, Bersatu untuk Luruskan Ekonomi

Umarsyah mengatakan sedianya bila Cak Imin datang, ada tiga hal pokok yang akan diklarifikasi secara langsung.

Pertama, kata dia, adalah soal kewenangan Dewan Syuro PKB yang semakin hari semakin menipis dan bergeser kepada Ketua Umum DPP PKB. 

Kedua, kata dia, masalah permusyawaratan.

Ketiga, lanjut dia, kaitannya dengan tata kelola organisasi. 

Sebagaimana diketahui, konflik terbuka antara PBNU dan PKB mencuat dalam sejumlah momentum di antaranya saat tahapan Pilpres 2024 dan pembentukan Pansus Haji DPR.

Konflik terbuka tersebut ditandai dengan pernyataan-pernyataan antara Ketua PBNU Gus Yahya dan Ketua Umum PKB Cak Imin baik di media sosial maupun media massa.

Kini Panitia Khusus (Pansus) yang bertugas mendalami hubungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah bekerja.  

Sejumlah nama telah diundang diantaranya mantan Sekjen PKB, Muhammad Lukman Edy serta Sekjen PKB Hasanuddin Wahid. (hza)

Muktamar NU di Lampung Dinilai Buruk, Kiai As`ad Said Ali: Wajar NU Kacau!

Nilai Muktamar NU di Lampung Buruk, Kiai As`ad Said Ali: Wajar NU Kacau!KH Asad Said Ali (Tokoh Senior NU). (doc: istimewa)

MERDEKAPOST.COM - Akademi Kepemimpinan Dipantara, sebuah lembaga think tank yang berfokus pada kajian kepemimpinan di kalangan Nahdlatul Ulama (NU), menggelar acara Silaturahmi Nasional dengan tema "Penerapan Khittah NU Dalam Politik Kebangsaan". 

Acara ini menghadirkan sejumlah tokoh senior NU, di antaranya Dr. KH. As'ad Said Ali (mantan Wakil Ketua Umum PBNU dan mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara), Dr. A.S. Hikam (pengamat politik), KH. Arifin Junaidi, dan KH. Baidhowi Adnan (mantan Komandan Banser DKI Jakarta Tahun 1965). Acara ini digelar di hotel Azana Suite Antasari, Jakarta Selatan, Rabu, 21 Agustus 2024. 

Dalam paparan yang disampaikan, Dr. KH. As'ad Said Ali menyoroti kondisi NU saat ini yang dinilai penuh dengan konflik dan kekacauan. Menurutnya, kondisi ini tidak lepas dari hasil Muktamar NU di Lampung yang digelar beberapa waktu lalu. Kiai As'ad mengungkapkan bahwa muktamar tersebut dipenuhi rekayasa yang berdampak buruk terhadap wajah NU hari ini.

Baca Juga: Cak Imin: Saya dan PKB Sudah Berkoalisi dengan Gerindra, Bersatu untuk Luruskan Ekonomi

“Kisruh yang kita saksikan dalam tubuh NU saat ini adalah produk dari Muktamar Lampung yang penuh rekayasa. Hasil dari muktamar tersebut menciptakan ketidakstabilan dalam organisasi, sehingga wajar jika NU kini penuh dengan konflik dan kekacauan,” ujar Kiai As'ad dalam sambutannya.

Selain Kiai As'ad, KH. Arifin Junaidi juga memberikan pandangannya terkait situasi internal NU dan hubungannya dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia menjelaskan tentang proses pembentukan PKB yang disusun secara resmi oleh tim 5 dan tim 9, yang bertujuan untuk menjembatani aspirasi NU dalam politik kebangsaan. Menurutnya, peran PKB sebagai representasi politik NU seharusnya tetap dalam koridor yang sesuai dengan nilai-nilai khittah NU.

Sementara itu, Dr. A.S. Hikam, dalam kapasitasnya sebagai pengamat politik, menyatakan keprihatinannya terhadap arah gerakan NU yang dinilai telah melenceng dari khittah yang seharusnya menjadi pijakan utama organisasi.

“Khittah NU kini tampak tidak fokus lagi pada urusan sosial-keagamaan yang menjadi tugas pokok PBNU. Justru, energi organisasi banyak terkuras oleh isu-isu politik yang seharusnya bisa dihindari,” kata Dr. Hikam.

Kritik senada juga disampaikan oleh KH. Abdul Munim DZ, Pembina Akademi Kepemimpinan Dipantara. Ia menyatakan bahwa acara silaturahmi ini bertujuan untuk mengumpulkan berbagai simpul gerakan NU dari seluruh wilayah Indonesia guna membahas persoalan-persoalan yang sedang melanda NU saat ini. Menurutnya, banyak Pimpinan dan Tokoh NU di tingkat akar rumput yang merasa resah dengan kondisi NU saat ini, khususnya ketegangan antara PBNU dan PKB, yang kini kian mengganggu aktifitas organisasi NU baik di bidang pendidikan, dakwah dan ekonomi.  

“Acara ini diadakan untuk mendengarkan langsung keluhan dan pandangan dari berbagai elemen NU di daerah-daerah. Kawan-kawan di bawah merasa perlu penjelasan terkait apa yang sebenarnya terjadi dalam hubungan PBNU dan PKB, yang telah memicu perpecahan dan mengganggu persatuan Nahdliyyin,” jelas KH. Abdul Munim DZ.

Dengan adanya forum seperti ini, diharapkan NU dapat kembali menemukan arah yang jelas dalam menjalankan fungsi sosial-keagamaannya, sesuai dengan khittah yang telah digariskan sejak awal. Para peserta silaturahmi berharap agar kepemimpinan NU dapat segera melakukan evaluasi internal dan mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi berbagai persoalan yang ada.

Acara ini diakhiri dengan kesepakatan untuk terus memperkuat komunikasi dan koordinasi antar elemen NU, demi menjaga keutuhan organisasi dan meningkatkan kontribusi NU dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para peserta juga menegaskan pentingnya menjaga nilai-nilai khittah NU agar tetap menjadi landasan utama dalam setiap aktivitas organisasi, baik di bidang sosial-keagamaan maupun politik.(*)

(MERDEKAPOST.COM / RADARBANGSA.COM )

Respons Gus Yahya soal Pansus Haji, Nusron: Di DPR Tak Kenal Masalah Pribadi

Jakarta - Anggota Panitia Khusus (Pansus) Angket Haji dari Fraksi Partai Golkar Nusron Wahid menepis pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU, Yahya Cholil Staquf yang mencurigai Pansus Hak Angket Haji DPR RI dilatarbelakangi masalah pribadi untuk menyerang PBNU.

Nusron menegaskan Pansus Angket Haji bukanlah keputusan pribadi-pribadi anggota, melainkan keputusan resmi dalam rapat paripurna DPR yang disetujui fraksi-fraksi di DPR RI.

"Saya mohon maaf kepada Ketua Umum PBNU Gus Yahya Staquf. Di DPR tidak mengenal masalah pribadi," ujar Nusron, dalam keterangan tertulis, Senin (29/7/2024).

Baca juga: 

PKB Heran Gus Yahya Soroti Pansus Haji: Ini Nggak Ada Urusan dengan PBNU

"Siapapun Menteri Agama atau Pejabat Publik yang ugal-ugalan menjalankan pemerintahan dan diduga melanggar undang-undang, DPR sesuai tugasnya dalam pengawasan pasti menggunakan hak konstitusionalnya, jadi akan tetap di-Pansus. Sekali lagi bukan sentimen pribadi karena kebetulan menterinya adik Ketua Umum PBNU," sambungnya.

Lebih lanjut, Nusron juga mengimbau agar semua elemen kelembagaan, baik organisasi kemasyarakatan (Ormas) maupun lembaga negara untuk saling menghormati hak masing-masing.

"Sebaiknya antar elemen saling menghormati hak-nya. PBNU fokus urus umat dan pesantren. Soal Pansus Hak Angket sudah ada mekanisme dan aturannya di DPR," jelas Ketua Umum GP Ansor 2010-2015 tersebut.

"Ini urusan DPR dengan menteri agama. Tidak ada kaitannya dengan yang lain, termasuk PBNU yang bukan bagian dari pemerintahan," sambungnya.

Nusron menambahkan apalagi jika dibawa pada sentimen pribadi, tidak pada tempatnya. Ia juga menjelaskan bahwa DPR dalam melakukan hak-nya membentuk Pansus Angket Haji pasti memiliki indikasi, data, dan landasan hukum yang kuat.

Data-data tersebut nantinya akan diverifikasi dibuktikan dalam proses angket yang berjalan.

"Kalau memang haji tidak dianggap masalah dan baik-baik saja tentu tidak akan ada Pansus Haji. Ini proses biasa, proses dialektika data dan fakta antara DPR dan menteri agama," jelas Wakil Ketua Umum PBNU 2021-2023 itu.

"Kita ikuti saja prosesnya dengan transparan dan akuntabel supaya tidak menimbulkan fitnah dan rumor antara DPR dan Kementerian Agama," lanjutnya.

Baca juga: 

Legislator PKB Respons Ketum PBNU soal Pansus Haji: Terlalu Meremehkan

Nusron meyakini Pansus akan bekerja secara profesional, proporsional, kredibel dan bertanggungjawab. Menurutnya, Pansus tidak akan bisa berbuat apa-apa, jika memang Menag benar dalam kebijakannya.

"Sebaliknya Menteri Agama juga tidak akan bisa berkelit jika memang salah. Jadi kita obyektif saja, Orang Jawa bilang; becik ketitik olo ketoro, yang benar akan terlihat dan yang jelek akan ketahuan." ujar Nusron.

Sebelumnya pada Minggu (28/7) , Ketum PBNH Yahya Cholil Staquf mengatakan pelaksanaan haji tahun ini baik-baik saja. Dia pun mencurigai pansus angket haji dilatarbelakangi masalah pribadi untuk menyerang PBNU, namun dikaitkan dengan Menteri Agama yang merupakan adik dari Ketua Umum PBNU.

"Soal pansus ya pansus haji ya. Nah itu ini yang kemudian menimbulkan pertanyaan kepada kita, pansus haji kemudian nyerang NU jangan-jangan ini masalah pribadi ini jangan-jangan gitu loh," jelasnya.

"Jangan-jangan gara-gara menterinya adik saya, misalnya gitu. Itu kan masalah. Jangan-jangan karena dia sebetulnya yang diincar PBNU ketua umumnya kebetulan saya, menterinya adik saya lalu diincar karena masalah-masalah alasan pribadi begini," kata Yahya.

Sumber: detik.com 

Aklamasi, Edy Saputra Terpilih Sebagai Ketua GP Ansor Kota Sungai Penuh

Edy Saputra resmi terpilih sebagai Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sungai Penuh untuk periode 2024-2028. (ist)

SUNGAI PENUH, MERDEKAPOST.COM – Edy Saputra resmi terpilih sebagai Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sungai Penuh untuk periode 2024-2028. Pemilihan ini dilakukan secara aklamasi dalam Konferensi Cabang (Konfercab) ke-II GP Ansor Sungai Penuh yang berlangsung di aula gedung SBSN IAIN Kerinci, Sabtu (20/07).

Acara Konfercab yang berlangsung dengan penuh dinamika ini dihadiri oleh seluruh Pengurus Anak Cabang (PAC) GP Ansor dari wilayah Sungai Penuh. Edy Saputra mendapatkan dukungan penuh dari para peserta Konfercab untuk memimpin GP Ansor Sungai Penuh.

Edy Saputra menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh para kader. Ia berjanji akan bekerja keras untuk membawa GP Ansor Sungai Penuh menjadi organisasi yang lebih solid dan berpengaruh dalam pembangunan masyarakat.

BACA JUGA: Terpilih Jadi Ketua GP Ansor Kerinci, Hanil Ajak Kader Capai Cita-Cita Bangsa

“Saya berterima kasih atas amanah yang diberikan ini. Bersama-sama kita akan bekerja keras untuk membangun GP Ansor yang lebih kuat dan berperan aktif dalam memajukan masyarakat Sungai Penuh,” ujar Edy Saputra.

Edy juga menekankan pentingnya kerja sama dan kekompakan di antara para kader untuk mencapai tujuan bersama. Ia mengajak seluruh anggota GP Ansor untuk tetap berpegang pada nilai-nilai Ahlussunah Wal Jamaah dan menjadikan organisasi ini sebagai benteng moral di tengah masyarakat.

“Kita perlu kekompakan dan kerja sama yang kuat untuk mencapai tujuan kita. Mari kita jadikan GP Ansor sebagai benteng moral dan penggerak kemajuan di tengah masyarakat,” tambahnya.

Dengan terpilihnya Edy Saputra sebagai Ketua GP Ansor Sungai Penuh, diharapkan organisasi ini dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan sosial dan keagamaan di wilayah tersebut. (fad)

Terpilih Jadi Ketua GP Ansor Kerinci, Hanil Ajak Kader Capai Cita-Cita Bangsa

 

Merdekapost.com - H. Muhammad Hanil terpilih menjadi ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Kerinci masa khidmad 2024-2028. Ia terpilih dalam konferensi cabang (Konfercab) ke-III yang digelar di aula Gedung terpadu IAIN Kerinci, sabtu (20/07/2024).

Di ketahui, Hanil mantan aktifis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tersebut terpilih secara aklamasi dengan mendapatkan dukungan 18 pimpinan anak cabang (PAC) dalam kabupaten Kerinci. Kumaini salah seorang dewan Penasehat GP Ansor Kerinci mengatakan, Hanil dipilih karena memiliki track record yang jelas di banom nahdalatul Ulama (NU) sejak mahasiswa.

“Ia dipilih karena kader sudah cukup tau track recordnya diorganisasi yang baik, bahkan sejak mahasiswa, ia mantan aktifis PMII.” Tegas Kumaini kepada awak media.

Selain itu ditempat terpisah Afriadi Darmansyah ketua PAC Keliling Danau yang juga memberikan dukung untuk Hanil menambahkan, kepemimpinan Hanil sudah cukup teruji dan memiliki komitmen yang kuat dalam membesarkan organisasi.

“Ya, ketua (red. Hanil) sudah cukup teruji dikepemimpinan yang sebelum, meskipun itu hanya pengurus penunjukan cuman satu, dua tahun. Itu saja sudah banyak sekali melakukan pengkaderan dan kegiatan sekretariat yang rutin dan lancar”. Ujarnya.

Sementara itu, usai terpilih Hanil mengajak kader untuk bersama-sama dengan sekuat tenaga dan usaha mewujudkan cita-cita bangsa.

“Kader Ansor harus tau apa yang menjadi cita-cita bangsa itu juga adalah bagian dari cita-cita Ansor, artinya Ansor baik secara organisasi atau secara individu harus membawa kebermanfaatan bagi lingkungan dan tempat tinggalnya”. Jelasnya.

Dalam musyawarah tertinggi organisasi di tingkatan cabang tersebut, hadir juga sekretaris pimpinan wilayah provinsi Jambi sahabat H. Habibi yang memimpin lansung jalannya sidang konfercab PC GP Ansor Kerinci itu.

“Bismillahirrahmanirrahim dengan senantiasa mengharap ridho Allah SWT. Pimpinan sidang konferensi cabang Gerakan pemuda Ansor kabupaten Kerinci menimbang, mengingat, memperhatikan, memutus menetapkan, satu, mengesahkan sahabat H. Muhammad Hanil ketua terpilih pimpinan cabang GP Ansor kabuapten Kerinci masa khidmat tahun 2024-2028”. Sebutnya jelang akhir sidang pleno konfercab. (*)

Gus Yahya Soal 5 Tokoh NU ke Israel: Tak Tahu Konstelasi, Belum Cukup Umur dan Bukan atas nama Lembaga

Ketum PBNU Gus Yahya (kiri) dalam jumpa pers di Jakarta pada Selasa 17 Juli 2024. terkait 5 tokoh muda NU yang ke Israel. Foto: Dok PBNU

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya)  dengan jajaran pengurus PBNU di Plaza PBNU, Jakarta, Selasa (16/7). (Foto: Doc. Ist) 

Ketua Umum PBNU Gus Yahya Cholil Staquf meminta maaf soal 5 tokoh Nahdliyin pergi bertemu Presiden Israel Izzac Herzog. Kata Gus Yahya, mereka belum cukup umur. 

Kelima tokoh muda yang menemui Isaac di kediamannya di Yerusalem pada awal Juli 2024 adalah Gus Syukron Makmun, Dr. Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania.

"Saya kira ini masalah ketidaktahuan teman-teman ini tentang konstelasi, peta, dan sebagainya. Mungkin karena belum cukup umur atau bagaimana sehingga hasilnya tidak seperti yang diharapkan," kata Gus Yahya dalam jumpa pers di kantor PBNU, Jakarta, Selasa (16/7). 

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya)  dengan jajaran pengurus PBNU di Plaza PBNU, Jakarta, Selasa (16/7). (Foto: Doc. Ist)

Ia menambahkan, mereka juga tidak sensitif terkait situasi yang terjadi di dunia saat ini. Israel masih terus disorot karena melakukan genosida di Palestina. 

"Ini sebetulnya akibat tidak sensitifnya pihak-pihak yang mencoba melakukan banyak approach dan akan banyak sekali yang berupaya menyeret NU ke agenda politik internasional. Oleh karena itu, dari awal kita set agar ini tidak terjadi," ungkapnya.

Baca Juga: PBNU Sesalkan 5 Tokoh Nahdliyin Temui Presiden Israel: Lukai Perasaan Muslim

Gus Yahya juga menyebut, kelima orang tersebut juga bukan atas nama PBNU. Atau dalam kata lain tanggung jawab pribadi. 

Foto pertemuan lima tokoh Nahdliyin dengan Presiden Israel, Isaac Herzog. Foto: Dok. Istimewa

"Nah, kami sudah mendapatkan konfirmasi dari lembaga-lembaga terkait di bawah PBNU ini bahwa lembaga-lembaga ini yang personelnya ada yang berangkat ke Israel itu sama sekali tidak tahu menahu, tidak ada mandat kelembagaan, tidak ada pembicaraan kelembagaan," tutur dia.

"Sehingga yang dilakukan oleh anak-anak yang berangkat ke Israel tempo hari itu adalah tanggung jawab mereka pribadi dan tidak terkait dengan lembaga," imbuhnya.

Baca Juga:

Gus Yahya Minta Maaf Terkait 5 Tokoh Muda NU Bertemu Presiden Israel

Ini Kata PBNU soal Sanksi ke 5 Tokoh Nahdliyin Usai Temui Presiden Israel

Menurut Gus Yahya, siapa pun yang ingin melakukan kunjungan internasional, bila ingin membawa panji PBNU harus memohonkan surat izin. 

"Nah, perlu saya sampaikan di sini bahwa, pertama kebijakan PBNU mengenai engagement, hubungan kerja sama dan sebagainya adalah bahwa hubungan kerja sama kelembagaan baik di lingkup domestik pada level nasional," tutupnya.(adz/sumber: kumparan.com)

Gus Yahya Minta Maaf Terkait 5 Tokoh Muda NU Bertemu Presiden Israel

Foto pertemuan lima tokoh Nahdliyin dengan Presiden Israel, Isaac Herzog yang dianggap melukai perasaan ummat muslim. (Foto: Dok. Istimewa)

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf meminta maaf atas 5 anggota Nahdliyin berkunjung ke Israel. Mereka juga bertemu dengan Presiden Israel Izzac Herzog. 

Kelima tokoh muda yang menemui Isaac Herzog di kediamannya di Yerusalem pada awal Juli 2024 adalah Gus Syukron Makmun, Dr. Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania.

"Apa pun yang terjadi saya sebagai Ketua PBNU minta maaf atas kesalahan yang dibuat oleh teman-teman NU ini," kata Gus Yahya dalam konferensi pers di Kantor PBNU, Jakarta, Selasa (16/7). 

Baca Juga: PBNU Sesalkan 5 Tokoh Nahdliyin Temui Presiden Israel: Lukai Perasaan Muslim

Dalam konpers ini, ia didampingi Ketua Tanfidziyah PWNU DKI Samsul Marief, Rektor UNUSIA, Juri Ardiantoro, Nabil Harun selaku Ketua Umum Pagar Nusa, dan Bendahara Umum Fatayat NU Wilda Tasurruroh.

Gus Yahya juga berharap masyarakat mau berlapang dada memaafkan kelima tokoh tersebut. 

"Saya juga memohonkan maaf mereka pada masyarakat luas. Moga-moga memaafkan dan mudah-mudahan tidak terulang lagi," tutur dia.

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya)  dengan jajaran pengurus PBNU di Plaza PBNU, Jakarta, Selasa (16/7). Foto: Ist

Ia menambahkan, langkah tersebut terjadi karena 5 anggotanya tidak sensitif terhadap isu Israel dan Palestina. Padahal menurutnya, ada aturan khusus di PBNU.

Baca Juga: Ini Kata PBNU soal Sanksi ke 5 Tokoh Nahdliyin Usai Temui Presiden Israel

"Akibat tidak sensitifnya pihak pihak yang mencoba melakukan banyak approach dan akan banyak sekali yang berupaya menyeret NU ke agenda politik internasional. Oleh karena itu dari awal kita set agar ini tidak terjadi," ungkapnya.

Setiap kegiatan anggota PBNU yang ingin melakukan agenda internasional harus mengajukan izin organisasi.

"Semua engagement internasional harus melalui PBNU, mereka tidak melakukan it," kata dia.

Lantas, apakah ada sanksi?

"Soal sanksi kita serahkan ke NU DKI yang akan memproses. Termasuk keterlibatan mereka akan diberikan sanksi, aturan kita sudah jelas dan rinci terkait aturan dan sanksi ini," tutupnya.(adz /Sumber: kumparan.com)

Ini Kata PBNU soal Sanksi ke 5 Tokoh Nahdliyin Usai Temui Presiden Israel

Foto pertemuan lima tokoh Nahdliyin dengan Presiden Israel, Isaac Herzog. Foto: Dok. Istimewa

MERDEKAPOST.COM - Sebanyak 5 tokoh Nahdliyin bertemu bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, pada pekan lalu. Mereka adalah Gus Syukron Makmun, Dr. Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania. 

Pertemuan itu pun menjadi sorotan. Terlebih saat ini Israel telah menewaskan 38 ribu warga Gaza, Palestina. Jumlah korban hingga saat ini masih terus berjatuhan. 

Lalu apakah PBNU akan memberi sanksi terhadap kelima orang tersebut? 

Baca Juga: PBNU Sesalkan 5 Tokoh Nahdliyin Temui Presiden Israel: Lukai Perasaan Muslim

"Terkait sanksi akan dibawa dulu ke rapat pengurus PBNU," kata Ketua PBNU Bidang Hukum dan Media, Savic Ali, belum dapat memastikan ketika dikonfirmasi pada Minggu (14/7).

Savic juga belum menyebut waktu pelaksanaan rapat pengurus PBNU. Menurutnya, Ketum PBNU dapat memberi sanksi langsung tanpa harus menggelar rapat. 

"Ketua Umum (Gus Yahya) juga bisa memutuskan tanpa harus menunggu rapat," tandasnya. 

PBNU sebelumnya memastikan bahwa kelima orang itu tak mewakili pihaknya bertemu dengan Presiden Israel.(ALD/Sumber: Kumparan*) 

Copyright © MERDEKAPOST.COM. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs