Merdekapost, Kerinci – Citra Darminto, S.IP, M.MP Dosen Ilmu Politik dan Pemerintahan Universitas Jambi, menilai bahwa meskipun debat Pilkada Kabupaten Kerinci berlangsung dengan baik, pembahasannya masih kurang tajam dan mendalam karena tidak adanya sub tema yang dibahas bersama oleh masing-masing pasangan calon.
Menurutnya, pada debat Pilkada Kerinci ini, para kandidat belum berhasil menyampaikan politik gagasan dan program kerja yang konkret.
“Semua itu masih sebatas abstraksi saja. Mungkin juga dipengaruhi beberapa faktor, seperti pertanyaan yang tidak terlalu mendalam. Saya juga melihat bahwa pertanyaan dalam debat tersebut tidak menyentuh akar permasalahan dan substansi yang sangat spesifik,” ujarnya.
Selain itu, faktor waktu yang sudah larut malam juga menjadi pemicu berkurangnya konsentrasi kandidat sehingga mereka tidak tampil maksimal, membuat debat tidak berjalan efektif. Ditambah lagi, sesi tanya jawab yang singkat membuat kandidat tidak bisa mengeksplorasi ide dan gagasan mereka secara maksimal.
Baca juga : Main HP Bareng saat Debat, Monadi dan Morison ditindak KPU dan Bawaslu
Citra Darminto juga mengkritik penyelenggara debat KPUD Kabupaten Kerinci terkait penentuan waktu debat yang dianggap terlalu panjang sehingga selesai terlalu malam. Hal ini dinilai tidak ideal karena pelaksanaannya kurang produktif jika berlangsung hingga larut malam. Seharusnya, sesi tanya jawab antara calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dipisahkan harinya, apalagi sesi tersebut melibatkan pertanyaan baik untuk kepala daerah maupun wakil kepala daerah secara bersamaan.
“Kenapa tidak digabungkan saja,Pelaksanaan debat ini telah melewati waktu istirahat masyarakat Kerinci. Apalagi bukan di malam libur, sehingga menjadi kurang kondusif dan kurang ideal untuk pelaksanaan debat seperti ini,” katanya.
Selain itu, pelaksanaan debat yang terlalu malam dapat mengurangi konsentrasi peserta debat, bahkan penonton di rumah juga sudah masuk waktu istirahat. Intinya, debat ini tidak produktif. Yang dirugikan adalah masyarakat Kerinci sebagai pemilih, karena mereka tidak bisa berkonsentrasi menilai kandidat berdasarkan gagasan dan ide yang disampaikan. Begitu pula dengan kandidat yang dirugikan, karena tidak bisa mengeksplorasi ide dan gagasan mereka secara maksimal.(***)