Apresiasi Polda Jambi, IWO Siap Antisipasi Hoax di Pilkada Serentak 2024

 

Merdekapost.com,Jambi - Untuk mengantisipasi berita hoax di pilkada  serentak 2024 Polda Jambi dan Ikatan Wartawan Online (IWO). IWO siap antisipasi hoax di Pilkada Serentak. 

Hal ini disampaikan Ketua Pengurus Wilayah (PW) IWO Provinsi Jambi, Erwin Majam, Jumat (28/6/2024). katanya, IWO akan kembali turun memerangi berita palsu, berita bohong atau hoax seperti pada Pilpres 2017 hingga Pilpres 2019 yang masif. 

"Kita sudah turun dari dulu, ke kampus, sekolah sampai ke kecamatan dengan kolaborasi pemerintah daerah dan Polres-polres. Hari ini, kami terpanggil kembali dengan antisipasi dini Polda Jambi yang patut kita apresiasi," katanya. 

Tambahnya,Hal ini terlihat dari kunjungan korps seragam coklat itu ke PD IWO Tanjab Timur hingga PD IWO Kerinci-Sungai Penuh baru-baru ini, terkait Pilkada Serentak. Tentu saja, IWO merespon cepat hal ini dan langsung mengelar rapat dan menyiapkan program kerja terkait. Kita sudah menyusun program yang akan dirangkai dengan HUT IWO yang jatuh pada 8 Agustus. PW IWO Jambi akan turun ke PD-PD seperti Tanjabtim, Tanjabbar, Batanghari, Tebo, Kerinci-Sungai Penuh dan Sarolangun.

"Lewat kegiatan tersebut, jajaran Pengurus Daerah (PD) IWO akan diperkuat untuk memerangi berita hoax yang akan muncul di Pilkada. Dimana kepentingan politik akan menciptakan munculnya berita hoax untuk menjatuhkan rival, atau strategi meningkatkan popularitas. Kalau dulu untuk menjatuhkan, sekarang ada pula yang dilakukan untuk meningkatkan popularitas. Ibaratnya memainkan simpati orang, namun masalahnya kredibilitas wartawan dan media yang menjadi pertaruhan disini,"Ujarnya.

Dijelakannya,WO tak mau, anggotanya yang tersebar di 8 kabupaten/kota menjual profesinya demi rupiah atau bahkan hanya sekedar janji, dalam menciptakan hoax itu.Untuk itu kita akan menegaskan profesionalitas dan menjaga netralitas dalam menghadapi pilkada. Terutama dalam menjaga marwah organisasi yang sudah harum di Jambi agar tidak dikotori oleh oknum-oknum yang mengatasnamakan IWO.

"Penegasan ini juga mendorong seluruh pengurus dan anggota IWO di Provinsi Jambi yang berjumlah lebih dari 250 anggota, yang rentan dengan sebaran hoax di media sosial. Kita minta semua bergerak, jangan nanti ada oknum yang mengatasnamakan IWO, lalu mencoreng kita semua.

Saya juga mendorong semua untuk ikut mengedukasi masyarakat terkait bahaya berita hoax. Jika ada yang menjadi korban, IWO menyerukan agar masyarakat jangan takut melapor. Anggota IWO harus patuh pada kode etik jurnalistik dan UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan ikut mengedukasi masyarakat dan menciptakan situasi yang kondusif dengan berita-berita yang dijamin kebenarannya," Tegasnya. (*)

Awas! Hoaks Iklan Judi Online Najwa Shihab, Raffi, Atta Pakai AI

Ilustrasi. Iklan judi online kini mendompleng selebritas dengan memakai deepfake. (iStock/Wpadington)

Jakarta - Sebuah video yang menampilkan diskusi di televisi antara jurnalis Najwa Shihab dengan selebritas Raffi Ahmad dan Atta Halilintar soal promosi situs judi yang viral di media sosial dipastikan hoaks.

Video itu banyak dipertanyakan di Twitter alias X soal kebenarannya, mengingat para narasumber yang tak biasanya mempromosikan hal ilegal.

"Ini algoritma IG gw yg kacau / emang video ini asli? Mengejutkan kalo benar," kicau salah satu netizen.

Dalam video yang diunggah itu tampak ketiga sosok bermasker itu berdiskusi soal Kobe138, yang terlacak merupakan situs judi online.

"Baik saya sudah bersama Raffi dan Atta," tutur Najwa memulai diskusi dengan suara yang mirip aslinya meski nada datar ala bot atau kecerdasan buatan (AI).

"Tujuan Anda bergabung dengan kobe138 untuk apa sih, bahkan Anda berani suntik dana besar-besaran untuk Kobe. Tolong bantu jelaskan, Mas Raffi dulu ya," lanjut suara Najwa.

Raffi pun menjawab, dengan suara yang mirip aslinya namun datar, "jadi begini, Kobe138 kemarin sempat kerjasama dengan saya, terus saya minta mereka untuk wajib memberikan kemenangan yang besar untuk para penggunanya."

"Karena kalau tidak begitu saya tidak mau mengakui bahwa situs Kobe itu situs yang mudah menang. Saya minta ke pusat untuk kasih 90 persen kemenangan ke pengguna."

Sementara, sosok Atta, juga dengan suara sejenis, mengaku sudah menyuntikkan data kurang lebih Rp100 miliar "buat bantu ekonomi warga lewat gamenya kobe."

"Karena melihat dampak dari covid belum selesai sepenuhnya, banyak ibu-ibu rumah tangga yang masih kekurangan," kata suara Atta datar.

Netizen pun buru-buru menyanggah bahwa itu hasil edit atau sunting AI.

"Baru mainin videonya 3 detik juga udh ketauan bgt kok itu AI," kicau akun @sofiatimukrimah.

"Elon Musk bener. AI adalah lawan yang akan sangat sulit dikalahkan manusia," sambung akun @ChelseafanIndo risau.

Pengecekan

Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) pun mengungkapkan video Najwa Shihab mempromosikan situs judi tersebut merupakan palsu lantaran hasil olahan AI atau deepfake.

"PALSU (Deepfake), menggunakan suara Najwa yang dibuat oleh kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence)," demikian dikutip dari situs TurnBackHoax.

"Sumber membagikan video palsu (deepfake), menggunakan suara Najwa yang dibuat oleh kecerdasan buatan."

Memang, videonya sendiri asli, berasal dari episode "Vaksin Siapa Takut", yang tayang pada 2021 di Narasi. Masalahnya, konten tersebut dimanipulasi.

"Berdasarkan 7 Jenis Mis- dan Disinformasi oleh First Draft News, termasuk 'Konten yang Dimanipulasi: Ketika informasi atau gambar yang asli dimanipulasi untuk menipu'," demikian menurut Mafindo.

Video itu berisi wawancara Najwa dengan sejumlah tokoh publik yang ikut vaksinasi Covid-19 pertama, Rabu (13/1/2021).

Ketika itu, proses vaksinasinya menyisakan cerita viral, termasuk rekaman tangan dokter penyuntik vaksin ke Jokowi, Abdul Muthalib, yang merupakan wakil ketua Dokter Kepresidenan, tampak gemetar.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie meminta masyarakat mewaspadai teknologi AI yang bisa membuat hoaks berupa peniruan gambar hingga suara yang mirip.

"Perkembangan teknologi juga dapat disalahgunakan untuk penyebaran disinformasi seperti penggunaan data untuk personalisasi referensi berita hingga penggunaan deepfake atau speech synthesis," kata dia, dikutip dari siaran pers Kominfo.

Ia pun mendorong masyarakat untuk selalu mengecek kebenaran informasi melalui lembaga dan media yang kredibel.

*Aldie Prasetya | Sumber: CNN Indonesia

Copyright © MERDEKAPOST.COM. All rights reserved.
Redaksi | Pedoman Media Cyber | Network | Disclaimer | Karir | Peta Situs