Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla |
Merdekapost.com - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) enggan bergantung pada survei terkait peta pilpres jelang 14 Februari. Menurutnya, antusiasme masyarakat sesungguhnya dapat dilihat saat capres turun ke masyarakat, bukan lewat survei.
"Saya yakin orang sudah punya pilihan. Pilihan (terlihat) dari optimisme di lapangan. Jangan lihat survei, itu," kata JK di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan, Kamis (1/2).
"Sorry-lah, lihat di lapangan di Madura, Medan, Aceh, Makasar, itulah suara sebenernya masyarakat. Nanti debat terakhir akan terlihat lagi antusiasme masyarakat (sesungguhnya)," imbuh dia.
Terlebih, JK melihat ada potensi survei kerap direkayasa.
"Sebenernya ditambah lagi paling bahaya ini dipersiapkan untuk curang seperti itu angkanya," ujar JK.
Baca Juga:Presiden Bagi Beras, JK: Malu Kita, Itu Tugas Camat
Konpers Para Tokoh Bangsa menyerukan ketidaknetralan Presiden Jokowi di pilpres dan seruan mendukung Paslon 01 Anies-Muhaimin, dihadiri Din Syamsuddin hingga Jusuf Kalla di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan, Kamis (1/2).
Hadir pada kesempatan yang sama, Guru Besar IPB Prof Didin S Damanhuri menambahkan, adanya narasi survei yang memetakan paslon tertentu akan lolos satu putaran merupakan penggiringan opini.
"Menurut saya desakan 1 putaran untuk paslon tertentu menang itu psywar masyarakat. Seolah memang itu didukung data empiris. Padahal kalau kita lihat lembaga survei di atas 50%, itu banyak akademisi katakan itu 'sur pay'," ujar Didin.
"Ragu berbasis desain netral dan imparsial. Kalau kredibel dia sebut biaya dari mana. Dan sampling tidak bias. Ada ahli katakan itu bisa direkayasa respondennya. Kesimpulannya, pernyataan menangkan 1 putaran, satu paslon tertentu, penggiringan opini, psy war," tandas dia.(hza)
0 Comments:
Posting Komentar