Pemuda, tokoh masyarakat dan para emak-emak turun ke jalan kampanyekan ANTI POLITIK UANG di Pilwako Sungai Penuh, Ini adalah Tim dan Simpatisan AZAS. (adz) |
Sungai Penuh | Merdekapost.com - Beberapa hari menjelang pemilihan Walikota Sungai Penuh 9 Desember 2020 pemuda, milenial, tokoh masyarakat, tokoh adat bahkan emak-emak terlihat turun ke jalan kampanyekan Anti Politik Uang.
Bahkan, dibeberapa desa dan kecamatan telah dibentuk tim khusus pemantau politik uang yang sudah beraktifitas sejak beberapa hari yang lalu, bergerak dan berpatroli siang maupun malam, demi mengamankan Kota Sungai Penuh dari adanya money politik yang dinilai akan meruntuhkan citra demokrasi.
Baca Juga: Sungai Penuh Darurat Politik Uang, Tomi Zandra : Ini Edukasi Buruk Bagi Masyarakat!
Namun demikian, ada hal yang agak aneh namun itu terjadi di Kota Sungai Penuh, karena pantauan media ini, yang sibuk dan terlihat gencar sosialisasikan tolak politik uang ke tengah-tengah masyarakat hanya tim dan simpatisan paslon nomor 1 AZAS. sedangkan di Pilwako Sungai Penuh ada Paslon lain yaitu paslon nomor urut 2 Fikar-Yos.
Tim dan Simpatisan AZAS seminggu terakhir terlihat bergerak, bahkan berkeliling di desa masing-masing, masuk lorong keluar lorong, door to door menyampaikan kepada masyarakat akan bahayanya 'Politik Uang' atau yang lebih ngetop disebut 'uang siram'.
Seperti disampaikan oleh salah seorang tokoh masyarakat Sungai Penuh, Dpt Hamdan Manan, dirinya khawatir dengan gerakan menabur uang secara terang-terangan oleh salah satu paslon dan pihaknya akan siap menghadang.
“Kita khawatir gerakan menabur uang kian terang-terangan. Jika politik kotor ini tidak dihadang akan menciderai demokrasi. Makanya kita turun mencegah, sebagai gerakan moral,” kata Dpt Hamdan Manan, Jumat (4/12) kemarin.
Baca Juga: Darurat! Antisipasi Tukang Siram yang Berkeliaran, Tomas Turun ke Jalan Hadang Politik Uang
Dikatakannya, saat ini pihak yang ingin mengotori demokrasi Pilwako di Kota Sungaipenuh sudah turun. Para tukang siram mendatangi rumah-rumah dengan aksi membagi-bagikan uang dengan jumlah ratusan ribu kepada pemilih. Bahkan, disaat pihaknya menggelar aksi menemukan gelagat yang mencurigkan pihak yang melakukan ‘penyiraman’ uang.
Makanya, untuk menegakkan kebenaran agar Pilwako berjalan bersih, pihaknya minta kepada pihak penyelenggara dan pengawasan pemilu (Bawaslu) termasuk aparat penegak hukum untuk turun. “Kondisi saat ini sedang genting, aparat jangan lagi berada di belakang meja, mari turun melihat kenyataan di lapangan,” kata Depati Hamdan. (adz)
0 Comments:
Posting Komentar