Calon Walikota Sungai Penuh Ahmadi Zubir saat meninjau Lokasi TPA di Renah Kayu Embun (RKE) beberapa waktu yang lalu. (ald) |
MERDEKAPOST.COM - Lokasi Tempat pembuangan sampah (TPA) di desa Renah Kayu Embun (RKE) dinilai oleh calon Walikota Ahmadi Zubir tidak bisa selesai dengan tiba-tiba ditutup saja. Hal ini butuh program-program serius dan betul-betul terencana dengan baik dan tidak muluk-muluk.
Ahmadi menyebutkan alasan dirinya mempertanyakan terkait persoalan sampah ini pada saat debat kanddiat beberapa hari yang lalu, karena dia menganggap bahwa masalah sampah ini adalah masalah yang sangat penting dan harus menjadi prioritas siapapun yang bakal menjadi walikotanya nanti.
Dikatakan Ahmadi, beberapa waktu yang lalu sudah turun meninjau langsung lokasi TPA tersebut, dirinya kaget dan terkejut melihat keadaan TPA didesa Renah Kayu Embun itu, Selain bau yang menyengat, dia juga melihat penumpukan sampah yang terbiarkan, tanpa solusi.
Baca Juga: Elfider: Calon Kami Bukan Preman seperti yang Dituduhkan, Jangan Mengadu Domba dan memecah Belah
Dikatakannya, "Masalah penumpukan sampah di RKE ini benar-benar sudah keterlaluan, akan sangat berdampak buruk dengan lingkungan sekitar," sebut dia.
"RKE memiliki tanah yang subur, berada didataran tinggi, daerah yang merupakan sumber perekonomian masyarakat Kumun debai, dan sentra pertanian kota Sungai Penuh. Jadi sangat tidak cocok untuk tempat pembuangan sampah, apalagi tanpa pengelolaan yang benar," beber Ahmadi.
Meskipun Saya dan pak Antos hanya beberapa menit dilokasi, namun kami dapat merasakan bagaimana kondisi dan perasaan masyarakat disekitar lokasi TPA itu.
Baca Juga : Pondok Tinggi Bertekad Sumbangkan 80 Persen Suara untuk Ahmadi-Antos
"Apalagi lokasinya berada dihulu Sungai, sehingga air Sungai akan tercemar," sebutnya.
Dilanjutkannya, "Volume sampah perhari yang cukup tinggi yaitu mencapai 57 Ton setiap harinya, tentu saja merupakan beban yang cukup berat dalam pengelolaannya, untuk itu harus ada upaya serius dan program yang terencana untuk mengurangi beban sampah tersebut, baru kemudian dicarikan solusi untuk pemindahan ke daerah yang lebih memungkinkan dan tidak bermasalah dikemudian hari".
Kemudian, kita juga harus tau, pengelolaan sampah selama ini apa yang salah, dimana titik kelemahannya, sebab, dilokasi, selain melihat adanya penumpukan sampah yang membusuk dan berbau tidak sedap, juga terlihat Gunung sampah yang telah ditimbun selama bertahun-bertahun". Jelasnya.
"sampah yang ditimbun selama dan sudah menggunung itu tentu akan menjadi masalah, terutama sampah non organik," ungkap dia.
Berita Terkait: Pemuda dan Masyarakat 4 Desa Belui Kecam Keras Pernyataan Fikar Saat Debat Publik, Ada Apa?
"jadi, lanjutnya, jika tiba-tiba dalam sekejap kita menutup TPA di RKE ini dan memindahkan ketempat lain, itu saya rasa hal yang muluk-muluk dan tidaklah sesederhana itu, karena lokasi untuk pemindahan yang saya dengar di km 14 itu juga belum selesai karena sampai saat ini ada masyarakat yang mengklaim itu tanah ulayat adat mereka". Ujar Ahmadi.
Insya Allah, Kalau Kami diberikan amanah untuk memimpin kota sungai penuh, kami akan memprioritaskan pengelolaan dan pemindahan lokasi TPA tersebut, tentu saja dengan program yang terencana dan tidak menimbulkan masalah baru dikemudian hari.
"kami sudah menyiapkan program serius dan prioritas untuk pengelolaan sampah di Kota Sungai Penuh ini, tapi kami tidak bisa dalam satu hari ya, langsung ditutup".Pungkas Ahmadi sambil berseloroh.(adz)
0 Comments:
Posting Komentar