Banjir menggenangi jalan-jalan utama, rumah warga dan ratusan hektar areal persawahan.
Terkait kondisi tersebut diatas, Ketua Komisariat PMII IAIN Kerinci, Tobi Arif Munandar, menurutnya, banjir yang berkali-kali terjadi di Kerinci dan Kota Sungai Penuh tidak hanya disebabkan curah hujan yang cukup tinggi, tetapi juga disebabkan oleh faktor lingkungan, utamanya kawasan yang sudah kehilangan fungsi ekologisnya dan ini juga dikarenakan ulah manusia.
Baca Juga: Diguyur Hujan Lebat, Ribuan Rumah di Kerinci dan Sungai Penuh Terendam Banjir
"Banjir terjadi tidak hanya disebabkan curah hujan yang cukup tinggi, tetapi faktor lingkungan utamanya kawasan yang sudah kehilangan fungsi ekologis karena ulah tangan manusia,"ungkap Tobi.
Ditambahkannya, Banyak Sungai yang mengalami pendangkalan sehingga aliran air ketika terjadi hujan akan meluap dan naik ke permukaan jalan bersama material yang mengakibatkan badan jalan tertimbun. dampaknya juga sampai kerumah-rumah warga dan bahkan menggenangi areal persawahan".
Berita Terkait: Sebagian Besar Wilayah Kabupaten Kerinci Dilanda Banjir, Maya Novefri: Perlu Sinkronisasi untuk Mengatasi Ini
Wakil Bupati Kerinci dan Plt Kadis PUPR saat meninjau banjir. (ald) |
Disampaikannya lagi, "beberapa yang telah mengalami pendangkalan hendaknya menjadi perhatian Pemerintah untuk segera melakukan normalisasi, dan lebih penting lagi membangun dengan memperhatikan kaidah lingkungan dan tata ruang," kata Tobi.
Baca Juga: Banjir Kembali Jadi Tamu Tak Diundang di Hamparan Rawang
Menurut informasi, sejumlah Kecamatan dalam Kabupaten Kerinci yang terdampak banjir ialah Kecamatan Depati VII, Air Hangat, Air Hangat Barat, Air Hangat Timur, Siulak dan Kecamatan Sitinjau Laut. Begitu juga di Kota Sungai Penuh yaitu Kecamatan Tanah Kampung, Rawang dan Kecamatan Sungai Penuh. (14n)
0 Comments:
Posting Komentar