Kondisi gubuk kakek Seh Ba'i yang hanya terbuat dari terpal. (doc/ist) |
Dengan usianya yang sudah hampir 79 tahun, Seh Ba'i harus tinggal di gubuk mungil dengan ukuran tidak lebih dari 2 × 2 meter, dengan tinggi kurang dari 150 meter, itu pun berdinding dan beratap terpal tipis yang seketika bisa roboh ditiup angin.
Parahnya lagi, dari pantauan media ini bahwa gubuk tersebut didirikan diatas tanah yang bukan miliknya, yang lebih miris gubuk itu pun berada persis di pinggir parit yang waktu musim hujan debit airnya sangat besar, dan parit tersebut diketahui langganan banjir bandang oleh warga setempat, itu artinya kakek tersebut bisa saja terbawa arus.
Baca Juga: Mau Bantu Warga Cupak yang Sakit di Malaysia ? Hubungi Nomor ini
Dalam gubuk tersebut, kita tidak bisa berdiri dan hanya bisa duduk, kalau duduk pun kita tidak bisa meluruskan kaki karena sempitnya ruangan.
"Beliau perlu perhatian dan sangat berharap bantuan dari warga setempat, dan yang terpenting adalah dari pemkab Kerinci, karena untuk makan sehari - hari beliau hanya menunggu uluran tangan dari warga dan keluarga," ujar Putra Jaya salah seorang warga setempat.
Sementara itu, awak media kesulitan untuk mewancarai Seh Ba'i, karena ia tuna rungu.)*
| Penulis: Aldie Prasetya | Editor : Herizaldi | Merdekapost.com
0 Comments:
Posting Komentar