Prosesi Pelantikan dan pengambilan sumpah Rektor IAIN Kerinci |
Jakarta, Merdekapost.com - Menteri Agama Yaqut Cholil Coumas melantik Dr. H. Asa'ari, M.Ag dan Prof. Dr. Wasilah, ST, MT., masing-masing sebagai rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci dan Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene.
Tampil sebagai saksi, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nizar dan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani. Hadir, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi, sejumlah pejabat eselon I dan II Kemenag, Staf Ahli, dan Staf Khusus Menag.
Dalam amanatnya, Menag tidak ingin ada tindakan-tindakan transaksional, koruptif yang dilakukan pimpinan perguruan tinggi keagamaan di lingkungan Kementerian Agama. “Saya tidak ingin ada tindakan-tindakan transaksional, koruptif, saya tidak mau itu. Sekali saya mendengar, saya akan copot jabatan saudara-saudari,” tegas Menag di Jakarta, Kamis (04/02).
Menag juga tidak ingin ada praktek pembohongan intelektual di lingkungan perguruan tinggi keagamaan. “Saya tidak ingin lagi ada pembohongan-pembohongan intelektual di lingkungan perguruan tinggi keagamaan, saya tidak ingin mendengar ada kasus-kasus plagiarisme di perguruan-peguruang tinggi khususnya di perguruan tinggi keagamaan, saya tidak mau mendengar itu,” tandasnya.
“Begitu saya mendengar hal seperti itu, saya akan minta pak Sekjen dan pak Dirjen mengevaluasi, karena anak buah salah, pasti pimpinannya harus ditunjuk hidung, jadi tanggung jawab kalau terjadi pratek-praktek seperti yang saya sampaikan tadi,” tegasnya.
Menteri Agama saat melantik Rektor IAIN Kerinci dan Ketua STAi Majene. (ist) |
“Saudara-saudari yang baru dilantik memiliki tanggung jawab penuh, tolong amanah ini dijaga dengan baik demi kemajuan perguruan tinggi yang saudara-saudari pimpin,” pinta Menag.
Menag juga mengingatkan bahwa perguruan tinggi keagamaan diberi mandat oleh negara sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional di bawah pengelolaan Kementerian Agama.
Menurutnya, perguruan tinggi keagamaan harus menjadi mercusuar akhlak dan moral generasi bangsa sebagai calon pemimpin bangsa. Perguruan tinggi keagamaan harus berperan secara nyata dalam meningkatkan kualitas dakwah dan kualitas kehidupan beragama di tengah masyarakat.
“Untuk itu, dari lingkungan perguruan tinggi keagamaan diharapkan lahir ide-ide cemerlang dan konsep brilian untuk memperkuat pembangunan masyarakat religius dan moderasi beragama di Tanah Air kita,” ucap Menag.
Menag juga menggarisbawahi bahwa perhatian terhadap transformasi perguruan tinggi keagamaan menjadi institut dan universitas, tidak boleh mengalahkan perhatian terhadap pengembangan perguruan tinggi itu sendiri sebagai laboratorium pembangunan manusia yang berkarakter.(hza/hms.kemenag)
0 Comments:
Posting Komentar